How are you? Ogenki desu ka? Ni hao ma! Bagaimana kabarmu? Piye kabare?
*ditabokkarenaberisik*
Akhir-akhir ini saya masih mengalami Art Block (dan Design Block kalau ada), jadi belum ngurusin fitur Blog (baca: tempat sampah) ini OTL. Jadi mohon maklum apabila masih ada palang Under-construtions-oh-whatever di mana-mana. Ahlagipulabloginimasihbelumeksiswahahaha.
Oke, kembali ke topik.
Selama ini sering kita dengar quotes ini bukan? 'Berhati-hatilah dengan mulutmu'. Oh yeah, kata-kata tersebut memang sangat dalam maksudnya. Apalagi bagi orang yang cablak-blakan pasti Dheeesssh banget. Blak-blakan di sini bukan berarti blak-blakan yang straight-forward. Orang yang 'jujur' seperti itu wajar kok, apalagi sisi baiknya... mereka itu ga muna. Murni polos mengatakan apa yang di hati, dan tentunya disaring dulu benar tidaknya. Cablak yang saya maksud di sini itu yang benar-benar cablak tanpa disaring sama sekali... sudah begitu tidak mau mempertanggung jawabkan apa yang dikatakan. Tipe-tipe orang yang ga mau introspeksi maksudnya.
Jiaaah, mulai OOT deh saya. Oke, kali ini yang saya bahas bukan mulut, melainkan 'tangan'. Permasalahan diambil dari saya sendiri.
Buat saya yang tidak punya charming point secara fisik, mungkin tangan (tepatnya jari?) menjadi salah satu bagian tubuh yang saya suka dan banggakan. Kesepuluh jari bisa saya bilang lentik dan kurus, ditambah dengan kuku yang panjang. Walau kadang saya merasa jari saya ini mirip jari orang anorexia (kadang ruas tulangnya kelihatan bok)... dan kukunya panjang karena saya ga pernah gunting kuku... ngerapihin kuku saja pakai silet dan ngekikir kuku dengan cara digesekkin ke besi meja/kursi/jendela yang ngangur :P
Tapi saya senang juga kalau orang-orang bilang jari saya bagus, he 8'D. Yah, menjadi alasan bagi saya untuk mencintai diri sendiri juga. Untuk kuku juga, saya tegaskan terakhir saya gunting kuku mungkin waktu SD... sisanya ga pernah saya apa-apain, kecuali iseng ngerapihin pakai silet/besi nganggur. Meni-pedi? Wah, belum pernah mencoba tuh :P. Sayangnya, di jari manis tangan kanan... ada bagian yang memblendung keras, kayak 'kapalan gitu' D:. Penyebabnya sih karena kebanyakan nulis (waktu SD)... moga-moga sih waktu jarang nulis nanti bisa menghilang, tapi sepertinya tidak orz.
Dari jari, kita berpindah ke tangan. Tangan mungkin sudah menjadi bagian hidup bagi saya. Walau sangaaaat sediiikiiit sekaliiii, paling tidak saya bisa menggambar (sesuatu yang tidak proporsional, berantakan, tidak logis, dll), mengetik dengan kecepatan cahaya *plaak*, dan menulis huruf Latin miring bersambung layaknya orang Eropa (kalau tidak mau dibilang tulisan khas dokter). Tapi selain itu? No moar. My hands are made to draw (something GJ), not to make things OTL.
Contohnya, when it comes to draw... saya masih bisalah (hasil belakangan), tetapi ketika disuruh membuat karya kreatif? Liek lukisan kaca, membatik, buat lampion, buat rangkaian, buat hasta karya, buat origami bintang-bintangan, menjahit, buat yang lucu-lucu, and dll-that-woman-should-master-it... I'M TOTALLY CLUELESS! OTL. Untuk itu kalau misalkan keterima di FSRD ITB *Amin*, di tahun kedua saya berusaha untuk tidak masuk ke jurusan yang ada ilmu mematungnya D:
And somehow, kedua tangan saya (dipadu dengan sifat dan otak bego saya), sering menimbulkan banyak 'masalah':
1. Kadang orang yang saya pegang tangannya suka ngeluh 'Aduuh kalau dipegang Paula tuh sakit, kukunya panjang' (Padahal ga sakit at all loh, ga taunya saya ga sengaja neken atau dianya keganjenan *plaak*).
2. Kalau misalkan ada bagian tubuh yang luka atau lecet/bekas luka yang mengering, nih jari-jari dengan kuku yang puanjangs sering gatel buat garuk-garukin/ngecuplikin luka-lukanya... sampai akhirnya berdarah lagi. Sakit sih, tapi enak dan bikin ketagihan *SAYA GA MASO!*
3. Sama seperti kasus nomor dua, tapi korbannya beda. kalau lihat meja yang dicat... jari-jari nakal sering gatel buat ngelupasin cat-catnya. Kalau dilihat di kolong meja, lantai sudah penuh dengan sisa-sisa cat tuh. Teman sebangku saya cuma geleng-geleng (udah gitu sampah-sampah cat yang di bawah kursi saya kipasin biar pindah ke kolong meja belakang wakakaka *digampar*)
4. Yang paling parah: BARANG-BARANG KALAU SAMPAI DI TANGAN SAYA BIASANYA MASA HIDUPNYA BERKURANG.
Uhuk, maksudnya begini. Saya ini bukan tipe orang yang apik sama barang. Lagipula prinsip saya itu: menjaga baik-baik barang milik orang lain... lebih dari barangnya sendiri orz. Cukup kontras sama prinsip kebanyakan orang, eh tapi itu lumayan penting loh... kalau barang orang lain rusak, kita bisa kena konsekuensinya juga bukan? =___= (baca: ganti rugi, diomelin, dimusuhin, dll). Mungkin karena itu saya kurang respek sama milik sendiri... dan korbannya sudah cukup banyak. Dari buku, boneka, alat tulis, baju, kacamata, hingga BARANG ELEKTRONIK.
Oke, selain membuat barang... saya lumayan clueless sama barang elektronik. Bukan karena saya culun teknologi atau bagaimana (oh nggak, saya akui saya cupu teknologi apalagi HP... tapi kalau mau nantang saya adu typing... hayok :P ). Setiap barang elektronik yang saya gunakan, pasti rentang waktunya lebih pendek daripada orang lain yang menggunakan OTL. Contoh korbannya seperti tablet saya (Genius) sampai saya punya Genius generasi kedua gara-gara pen tablet sebelumnya rusak total, sampai Handphone Sony Ericson K750i (waktu itu lagi ngetrend2nya) dan Nokia CDMA... terutama yang SE, cassingnya cukup mengenaskan orz. Hardisk 40 GB, dan banyak headset pun tidak luput jadi korban (tapi sudah dibeliin HD 500 GB wahahaha).
Dan inilah korban pemerkosaan terbesar ;A;
ATASHI NO NOIREEEEEE ;A; (nama laptop hahaha)Kecelakaan dimulai Desember tahun lalu, di mana saya lagi masa-masanya 1/4 hidup karena dikejar deadline ilustrasi untuk buku cerita anak-anak. Pas masih paginya, kondisi laptopnya masih baik-baik saya, mulus tak ternoda *halah*. Pas siangnya, saya sudah ngebut lagi di depan laptop buat menyelesaikan 2 halam terakhir... lalu pas saya lagi betulin posisi monitor... kok agak 'keras'? Dan tiba-tiba saja ada bunyi: 'KRETEK'... dan saya sadar bagian pinggir monitor agak 'tidak rata'. Saya langsung melihat apa yang terjadi... dan berteriak (dalam hati OTL)
Waktu itu rusaknya belum separah ini. Rangka besinya masih di dalam, dan masih bisa dibuka tutup walau harus ekstra hati-hati. Tapi pas tahun baru Imlek kemarin... ada indikasi lagi, yah seperti yang kalian lihat di foto. Wow, seperti film China yang pernah saya lihat waktu kecil... ada cewek yang lari Marathon kesetanan, sampai akhirnya tulang sendinya menembus daging dan kulitnya dulu.
Waktu itu rusaknya belum separah ini. Rangka besinya masih di dalam, dan masih bisa dibuka tutup walau harus ekstra hati-hati. Tapi pas tahun baru Imlek kemarin... ada indikasi lagi, yah seperti yang kalian lihat di foto. Wow, seperti film China yang pernah saya lihat waktu kecil... ada cewek yang lari Marathon kesetanan, sampai akhirnya tulang sendinya menembus daging dan kulitnya dulu.
No comments:
Post a Comment